Kamis, 25 Juli 2013

Silsilah Siagian

Silsilah Siagian


Orang Batak mempunyai cerita atau legenda atau “Tarombo” sendiri bahkan berawal dari manusia pertama / generasi pertama (1 generasi 100 tahun). Inilah yang disebut Legenda Keajaiban yang berlangsung selama 30 generasi. Legenda Keajaiban berlanjut ke Silsilah orang Batak sebanyak 12 generasi, kemudian dilanjutkan dengan Silsilah Marga hingga sekarang ini sekitar 20 generasi. Di hitung dari jumlah generasi, silsilah orang Batak sudah seputar 6.000 tahun.
Tarombo Batak di-analogi-kan sebagai “Pohon Beringin”, mempunyai akar, batang, dahan, ranting, daun, bunga dan buah. Ada peribahasa Batak yang berbunyi sebagai berikut: “Tinitip sangga bahen huru-huruan, jolo sinungkun marga asa niboto partuturon“, artinya “tanyakan dulu marga, barulah diketahui kekerabatan”. Tata krama ini berlaku hingga saat ini dalam adat Batak. Contohnya, kalau saya bermarga Siagian bertemu dengan seseorang yang memperkenalkan diri bermarga Siagian, saya akan bertanya kepadanya Siagian-nya dari mana, kemudian saya tanyakan lagi Siagian nomer berapa. Dengan demikian saya bisa menentukan / mendeklarasikan bahwa dia saya panggil cucu, anak, abang atau adik, paman atau nenek. Tegasnya kalau dia bernomer 17 akan saya sebut cucu, kalau dia bernomer 16 akan saya sebut anak, kalau dia bernomer 15 akan saya sebut abang atau adik, dan kalau dia bernomer 14 akan saya sebut bapak, dan kalau dia bernomer 13 akan saya sebut nenek. Tidak hanya itu, tata krama adat Batak diatas juga berlaku antar marga. Contohnya, kalau istri saya bermarga Tampubolon, maka saya akan menyebut semua marga Tampubolon Hulahula / Raja / Tulang. Demikian pula kalaau adik saya perempuan menikah dengan marga Situmorang, maka kerabatnya akan saya sebut Lae (ipar) / Amangboru (paman).
Oleh sebab itu kalau seseorang Batak tidak tahu Taambo / silsilah / Tarombo-nya, maka dia akan sulit mengikuti tata krama Batak. Tata krama yang diceritakan ini tidak berlaku atau diberlakukan kepada suku atau etnik lain. Maka dalam pergaulan sehari-hari, pergaulan orang Batak tidak kaku bahkan luwes, sehingga dia bisa hidup dimana-mana. Tidak menjadi penghalang orang Batak menikah dengan suku atau etnik lain, karena mereka akan diberi atau diangkat marga sesuai dengan aturan main yang ada.

Adapun garis besar silsilah Siagian adalah sebagai berikut:

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar